Ada sebuah artikel yang menarik di koran Jawa Pos edisi minggu, 11 Januari 2009. Di artikel yang berjudul ‘Cowok Suka Paha atau Sayap Ayam Cenderung Feminim’ tersebut diuraikan bahwa pria yang sering mengkonsumsi sayap dan paha ayam dari gerai fast food memiliki kecenderungan untuk lebih bersifat feminim. Hal ini disebabkan karena sayap dan paha merupakan tempat disuntikkannya hormon insulin X, yang merupakan hormon kewanitaan. Saya kaget dan tidak percaya ketika membaca artikel ini. Lalu saya melakukan penelusuran di Google. Apakah sobat sukses tahu apa yang saya peroleh dari penelusuran tersebut?
Didalam melakukan penelusuran, saya menggunakan dua kalimat kunci, yaitu ‘hormon ayam’ dan ‘bahaya ayam broiler’. Lalu saya menemukan berbagai silang pendapat mengenai aman tidaknya mengkonsumsi ayam broiler. Ada yang mengatakan berbahaya, dan ada juga yang mengatakan artikel-artikel tersebut hoax belaka.
Menurut sobat sukses kita harus berada di mana? Apakah di pihak pro atau kontra? Apakah sobat sukses percaya bahwa mengkonsumsi ayam broiler berdampak buruk bagi kesehatan? Saya sendiri memilih untuk pecaya bahwa mengkonsumsi ayam broiler itu berbahaya bagi kesehatan. Namun saya tetap berani untuk mengkonsumsi ayam broiler. Mengapa? Baca terus artikel ini ya.
Masyarakat Indonesia sudah berkali-kali dibuat ketar-ketir dengan ketamakan para peternak dan pedagang ayam broiler dalam mencari keuntungan. Sudah tak asing di telinga ibu rumah tangga bahwa mengkonsumsi ayam broiler dapat mengancam kesehatan. Mulai dari ayam berformalin, ayam tiren, ayam yang disuntik air hingga ayam yang disuntik hormon. Semuanya merugikan kesehatan konsumen. Untuk saat ini, saya memfokuskan penelusuran pada ayam potong yang diberi suntikan hormon. Karena dari keempat ancaman di atas, hanya suntikan pada ayam potong yang seolah-oleh dilegalkan oleh pemerintah. Sedangkan ketiga ancaman lainnya telah mendapat upaya pemberantasan dari pihak terkait. Dari beberapa artikel yang saya baca, pemberian hormon pada ayam potong tidak dilarang, yang penting mengikuti prosedur yang berlaku.
Kita mulai dari pihak yang kontra, yakni pihak yang menyatakan bahwa mengkonsumsi ayam broiler itu aman bagi kesehatan. Sebuah artikel berjudul ‘Daging Ayam Pakai Hormon. Fakta atau Mitos?‘ dari situs AkuInginHijau.com mewakili pihak pro. Pengelola situs ini mengatakan bahwa suntik hormon pada ayam broiler adalah mitos belaka. Karena saat ini ayam broiler yang kita temui di pasaran merupakan ayam potong yang membawa gen-gen yang berkualitas. Di dalam artikel tersebut disebutkan bahwa genetika ayam broiler sebenarnya berasal dari ayam yang sekarang kita sebut sebagai ayam kampung. Ayam kampung yang berkondisi baik lalu dipilih dan dibiakkan supaya bisa mendapatkan bibit unggul. Bibit unggul ini kemudian dibiakkan, lalu dipilih lagi anakan yang terbaik, demikian seterusnya, hingga diperoleh ayam potong yang benar-benar unggul. Ayam yang benar-benar unggul ini makannya sedikit, tapi cepat gemuk. Itulah yang menyebabkan harga ayam potong per kilogramnya jauh lebih murah dibanding harga daging lain.
Pendapat ini ditangkis oleh pihak pro. Dikatakan bahwa proses pembesaran ayam potong dari telur hingga siap dipotong hanya memakan waktu dua bulan. Hal ini dimungkinkan karena adanya penyuntikan hormon steroid yang dilakukan secara berkala ke tubuh ayam. Ini benar-benar terjadi di Indonesia. Peternak yang melakukan praktik seperti ini adalah peternak yang menjadi rekanan dari restoran fastfood. Tampaknya ini adalah ‘teknologi’ terbaru yang dibawa oleh pengelola restoran cepat saji dari luar negeri ke Indonesia. Ini berarti cepat atau lambat apa yang dialami oleh konsumen makanan cepat saji di luar negeri juga akan dialami oleh konsumen di Indonesia. Dan ini juga berarti peelitian yang dilakukan di luar negeri patut untuk dipertimbangkan.
Nah, hasil penelitian di luar negeri seperti ini:
Di luar negeri, konsumen pria menjadi gay karena kebanyakan mengkonsumsi ayam dari restoran fast food. Hal ini disebabkan karena ayam-ayam yang menjadi bahan bakunya berasal dari ayam-ayam betina yang disuntik dengan hormon yang membantu si ayam untuk cepat tumbuh besar. Ayam betina dipilih karena lebih cepat tumbuh besar dan dagingnya lebih empuk Yang sangat disayangkan adalah hormon-hormon tersebut ternyata menumpuk di daging ayam. Nah, ini kuncinya mengapa konsumen pria bisa menjadi gay. Ternyata hormon yang disuntikkan adalah hormon yang diperuntukkan bagi ayam betina. Jadi ketika seorang anak laki-laki terlalu banyak mengkonsumsi daging ayam di restoran fast food, dia mengakumulasi hormon-hormon ayam betina di badannya. Hormon-hormon ini tidak dapat keluar dari tubuh manusia melalui sistem pencernaan atau urin. Setelah anak laki-laki itu menjadi dewasa, testis dan penisnya tidak tumbuh besar dan dia menunjukkan minat seksualnya pada sesama pria.
Lebih lanjut lagi, di Jakarta, dilakukan sebuah penelitian oleh salah satu staff BPOM, Rusiana. Meskipun tidak berkaitan dengan penyuntikan hormon, hasil penelitian ini tetap patut untuk dipertimbangkan. Penelitian tersebut mengamati sampel hati dan paha ayam broiler yang diambil dari berbagai tempat pemotongan ayam di Jakarta. Ternyata didapati bahwa di hati ayam terdapat antibiotik penisilin. Hal ini terjadi karena hati berfungsi untuk menyaring zat-zat kimia yang masuk ke dalam tubuh. Sedangkan di daging paha, jumlahnya tidak banyak. Dari 160 sampel yang ada, ternyata sampel yang berasal dari peternakan besar bebas dari residu. Dan ternyata, peternakan besar ini memasarkan ayamnya ke swalayan-swalayan. Sehingga sudah pasti ayam-ayam broiler yang terdapat di pasar swalayan bebas residu.
Dari tulisan ini dapat disimpulkan bahwa:
- Meskipun ada pihak yang mengatakan bahwa penyuntikan hormon terhadap ayam potong hanya mitos, namun ternyata tetap saja ditemukan peternak yang menggunakan hormon.
-
Sebagian besar peternak yang menggunakan hormon adalah rekanan restoran fast food. Maka, sebisa mungkin batasi konsumsi ayam dari restoran fast food.
-
Bagian tubuh ayam yang disuntikkan hormon adalah sayap dan paha. Jadi hindarilah bagian ini.
-
Di hati ayam terdapat tumpukan antibiotik penisilin. Itulah sebabnya konsumen di luar negeri sangat menghindari bagian ini. Ada baiknya Anda juga tidak mengkonsumsi jeroan ayam.
-
Membeli ayam broiler di pasar swalayan aman.
-
Bila Anda membeli ayam di pasar tradisional, sebaiknya memilih ayam kampung.
Referensi:
Cowok Suka Paha atau Sayap Ayam Cenderung Feminim
Steroid bagi Ayam Goreng
Daging Ayam Pakai Hormon. Fakta atau Mitos?
Kenapa Sebagian Pria Menjadi Gay?
penjelasan – 85% Daging Ayam Broiler Mengandung Antibiotik